- Memahami
Struktur Teks Eksemplum
Setiap
hari banyak peristiwa yang terjadi dalam diri kita, baik yang menyenangkan
maupun menyedihkan. Semua peristiwa tersebut pasti ada hikmah yang bermanfaat
bagi diri kita sendiri. Ragam peristiwa tersebut dapat kita susun dalam teks
eksemplum. Tapi apa itu teks eksemplum ? Teks eksemplum adalah jenis teks
rekaan yang berisi insiden yang menurut pastisipannya tidak perlu terjadi.
Secara pribadi, partisipan menginginkan insiden itu dapat diatasi, tetapi tidak
dapat berbuat apa-apa.
Teks eksemplum biasa ditemukan dalam media cetak, seperti buku kumpulan cerita, koran, atau majalah. Eksemplum adalah jenis genre cerita yang berkaitan dengan insiden yang didalamnya terdapat beberapa hal yang menjadi insiden. Insiden yang terjadi dijadikan bahan untuk menarik suatu kesimpulan tentang nilai-nilai atau pelajaran berharga oleh pembaca.
Pada dasarnya, teks eksemplum mempunyai struktur sebagai berikut.
Teks eksemplum biasa ditemukan dalam media cetak, seperti buku kumpulan cerita, koran, atau majalah. Eksemplum adalah jenis genre cerita yang berkaitan dengan insiden yang didalamnya terdapat beberapa hal yang menjadi insiden. Insiden yang terjadi dijadikan bahan untuk menarik suatu kesimpulan tentang nilai-nilai atau pelajaran berharga oleh pembaca.
Pada dasarnya, teks eksemplum mempunyai struktur sebagai berikut.
1. Abstrak
2. Orientasi
3. Insiden
4. Interpretasi
5. Koda/amanat
§ Abstrak
→ inti peristiwa
sebagai pengantar yang menggambarkan peristiwa yang akan diceritakan.
§ Orientasi → bagian pembuka cerita atau awalan cerita.
§ Insiden → peristiwa yang tidak diinginkan.
§ Interpretasi → makna atau pesan dari peristiwa yang tidak diinginkan.
§ Koda → bagian penutup cerita.
§ Orientasi → bagian pembuka cerita atau awalan cerita.
§ Insiden → peristiwa yang tidak diinginkan.
§ Interpretasi → makna atau pesan dari peristiwa yang tidak diinginkan.
§ Koda → bagian penutup cerita.
- Ciri
Kebahasaan Teks Eksemplum
Dalam penyusunan teks eksemplum, terdapat
ciri-ciri kebahasaan, antara lain berupa penggunaan kalimat kompleks, kata
rujukan, dan kata hubung atau konjugsi.
1.
Kalimat Kompleks
Kalimat kompleks adalah kalimat yang terdiri
atas lebih dari satu aksi peristiwa atau keadaan sehingga mempunyai lebih dari
satu verba utama dan lebih dari satu struktur. Kalimat kompleks sering disebut
kalimat luas.
Macam-macam kalimat kompleks sebagai
berikut
a.
Kalimat kompleks parataktik
adalah kalimat kompleks yang terdiri atas dua struktur atau lebih
yang dinyatakan
dengan hubungan
konjugtif sejajar dengan makna, antara lain : dan, tetapi, atau.
Contoh:
Yang pertama disebut mahluk hidup dan yang kedua disebut mahluk
mati
b.
Kalimat kompleks hipotaktif
adalah kalimat kompleks yang dinyatakan dengan hubungan konjungtif
saja dan
tidak sejajar dengan makna, antara lain: apabila, jika, karena,
ketika.
Contoh:
Dia akan mendapat nilai bagus apabila ia giat belajar
2 . Kata Rujukan
Kata rujuk adalah satu kata yang merujuk pada
kata lain dan memperlihatkan keterkaitannya. Contohnya : saat itu saya bertemu
dengan serorang kenalan baru yang menurut saya sangat baik. Dia menunjukkan
betapa baiknya dirinya dengan selalu membantu kesulitan saya selama latihan.
kata dia dan kenalan baru mempunyai keterkaitan. Kata dia merujuk kepada
kenalan baru.
Macam-macam kata ganti dalam bahasa Indonesia
sebagai berikut:
a. Kata ganti orang
1) kata ganti orang
pertama
a)
kata ganti orang pertama tunggal. Contoh : aku, saya, daku, ku, -ku
b)
kata ganti orang pertama jamak. Contoh : kami, kita
2) kata ganti orang
kedua
a)
kata ganti orang kedua tunggal. Contoh : kamu,anda, engkau, kau, dikau,-mu
b) kata
ganti orang kedua jamak. Contoh : kalian, kamu sekalian
3) kata ganti orang
ketiga
a)
kata ganti orang ketiga tunggal. Contoh : dia, beliau, ia, -nya
b)
kata ganti orang ketiga jamak. Contoh : mereka, -nya
b. kata ganti penunjuk
1) kata ganti penunjuk
umum. Contoh : ini, itu
2) kata ganti penunjuk
tempat. Contoh : sini, situ, di sini, ke sana, dari situ, ke sini, dari
sana,
yakni , yaitu
3) kata ganti penunjuk
ihwal. Contoh : begini, begitu
4) kata ganti
penanya
a) kata ganti penanya benda atau orang. Contoh : apa, siapa, mana, yang
mana
b) kata ganti penanya waktu. Contoh : kapan, bilamana, apabila
c) kata ganti penanya tempat. Contoh : di mana, ke mana , dari mana
d) kata ganti penanya keadaan. Contoh : mengapa, bagaimana
e) kata ganti penanya jumlah. Contoh : berapa
c. kata ganti yang tidak menunjuk pada orang
atau benda tertentu.Contoh : sesuatu,
seseorang, barang siapa, siapa,
apa-apa, anu, masing-masing, sendiri
3 . Kata hubung atau konjugsi
a.
Kongjunsi koordinatif
Konjungsi koordinatif adalah kata penghubung yang
menghubungkan dua unsur
kalimat
atau lebih di dalam suatu paragraf yang memiliki kedudukan
yang setara antara l
ain: dan, namun, tetapi, atau, padahal, sedangkan, dan
serta.
Contoh:
Ibu menanak nasi.
Ibu menggoreng ikan di dapur.
Ibu menanak nasi dan menggoreng ikan
di dapur.
b. Konjungsi Korelatif
Konjungsi korelatif adalah kata hubung yang dalam penggunaanya berupa kata
Konjungsi korelatif adalah kata hubung yang dalam penggunaanya berupa kata
berpasangan. Contohnya : jangankan,
-pun, baik... maupun, bukan hanya...,
melainkan, tidak hanya..., tetapi
juga.
Contoh:
Jangankan motor, mobil pun bisa saya
beli.
Baik Kiki maupun Winda keduanya
sama-sama baik.
Ade tidak hanya pintar dalam
pelajaran tetapi juga pintar memainkan musik.
c. Konjungsi Subordinatif
Konjungsi ini merupakan kebalikan
dari konjungsi koordinatif. Fungsi konjungsi ini
yaitu
sebagai penghubung antarunsur kalimat
yang tidak sama kedudukannya.
Contohnya:
kalau, jika, bila, tanpa, bahwa,
meskipun, biarpun, sebab, karena, sampai, sehingga,
seolah-olah, seandainya, selama,
saat, ketika, dengan dan tanpa.
Contoh :
Jika cukup punya uang, aku akan
membeli motor baru itu.
Seandainya tidak hujan, aku akan
pergi ke rumahmu.
Biarpun hujan, Pak Dirga tetap
mengolah sawahnya.
- Menyusun
Teks Eksemplum
Untuk menyusun teks eksemplum dengan benar,
tentukan tema atau tupik terlebih dahulu, selanjutnya tentukan bagian-bagian
yang menyusun teks seperti abstrak, orientasi, insiden, interpretasi dan koda.
Selain itu, diperlukan fitur atau ciri kebahasaan.
Fitur bahasa eksemplum pada dasarnya sebagai
berikut;
1 . Menggunakan bahasa naratif
2 . Menunjukkan urutan peristiwa yang jelas
3 . Menghadirkan diri penulis yang ada dalam
interpretasi atau koda
4 . Menggunakan proses material dan tindakan
untuk mengeksplorasi insiden
5 . Menggunakan proses relasional untuk
mengeksplorasi penilaian
6 . Menggunakan referensi teks dan hubungan
leksikal untuk menunjuk pada nilai-nilai yang disarankan oleh peristiwa.
- Menelaah
dan Merevisi Teks Eksemplum
Menelaah teks adalah mempelajari, menyelidik,
mengkaji dan memeriksa per bagian dari sebuah teks eksemplum,
sedangkan merevisi adalah mengganti atau memperbaiki beberapa bagian yang
kurang benar ke dalam bentuk yang benar dan sesuai dengan kaidah teks
eksemplum.
Ada dua aspek yang harus diperhatikan dalam
menelaah sebuah teks, yaitu isi dan bahasa. Menelaah dan merevisi teks menjadi
kegiatan yang penting dan tidak boleh diabaikan karena keduanya sangat
bergantung pada pemahaman ciri yang dimiliki oleh teks eksemplum. Dengan
menelaah dan merevisi teks eksemplum diharapkan penamahaman mengenai teks
eksemplum menjadi bertambah. Berikut contoh menelaah teks eksemplum sebagai
berikut :
Menelaah Teks “Cinderela Gadis Penyabar”
Struktur
Teks
|
Kalimat
dalam Teks
|
Orientasi
|
Zaman dahulu kala, hiduplah
seorang gadis muda bernama Cinderela. Ia tinggal bersama dengan ibu tiri
serta dua orang saudari tirinya. Ia sangat cantik dan rajin. Ibu tiri dan dua
saudara tiri Cinderela memiliki sifat marah. Mereka memperlakukan Cinderela
dengan tidak sopan dan buruk. Ibu tiri Cinderela suka memerintah Cinderela
melakukan pekerjaan rumah yang berat, seperti menyikat lantai, membersihkan
tempayan dan dandang, serta mempersiapkan masakan untuk keluarga. Sementara
itu, dua saudara tiri Cinderela tidak melakukan apa-apa. Mereka hanya sibuk
bersantai sepanjang hari.
|
Insiden
|
Pada suatu hari Cinderela duduk
termenung sambil menangis. Ia memikirkan dua hal yang sedang dihadapainya,
yaitu menghadiri pesta kerajaan atau menunggu dan tetap tinggal di
rumah seperti perintah ibu tirinya. Cinderela semakin sedih ketika melihat
kedua saudara tirinya berangkat dengan memakai baju yang sangat bagus. Mereka
berharap dapat menjadi wanita beruntung yang dapat diajak dansa oleh sang
pangeran. Kedua saudara tiri Cinderela berangkat ke istana. Mereka
meninggalkan Cinderela sendirian di rumah. Tanpa dapat dibendung, air mata
Cinderela pun tumpah. Ia pun menangis sedih.
“Mengapa engkau menangis, Cinderela?” sebuah suara lembut bertanya. Cinderela terkejut dan mendongakkan wajahnya yang semula tertunduk. Ia melihat sosok Ibu Peri berdiri di sampingnya. Dengan gugup ia berkata “Saya ingin ke pesta, tapi saya ditinggal sendiri di sini.” “Hmm”, guman Ibu Peri. “Meskipun kamu diberi pekerjaan yang berat oleh ibumu, kamu selalu melakukannya dengan gembira. Kamu juga tidak pernah mengeluh dan selalu lapang dada. Oleh karena itu, saya juga ingin melihat kamu bahagia dan dapat pergi ke pesta.” Dengan ajaib, Ibu Peri mengubah labu yang tumbuh di belakang rumah menjadi kereta. Ia juga mengubah beberapa tikus yang berlarian menjadi kuda penarik kereta beserta seorang sais kereta. Ibu Peri menepuk baju lusuh Cinderela dengan tangannya dan baju lusuh itu pun berubah menjadi gaun yang sangat indah. Ia juga memberi Cinderella sepatu kaca yang sangat cantik. “Sekarang saatnya kamu pergi, Cinderela. Namun, ingat, kamu harus pulang sebelum tengah malam atau kamu akan kembali seperti semula,” Kata Ibu Peri. Cinderela berangkat ke pesta dengan gembira. Malam itu benar-benar menjadi malam yang menakjubkan bagi Cinderela. Pangeran mengajaknya berdansa. Tiba-tiba, jam dinding di istana berdentang dua belas kali. Cinderela pun teringat pesan Ibu Peri dan segera berlari ke luar istana secepat yang ia mampu. Dalam ketergesa-gesaannya, salah satu sepatu kacanya tertinggal. Beberapa hari kemudian, pangeran kerajaan mengumumkan bahwa ia akan menikahi gadis yang kakinya cocok dengan ukuran sepatu kaca yang tertinggal. Kedua saudara tiri Cinderela mencoba sepatu tersebut, tapi tidak ada yang cocok. Meskipun ia berusaha dengan keras memaksakan kakinya masuk, tetap saja sepatu itu tidak muat. Ketika giliran Cinderela tiba, sepatu itu pas dengan kakinya. Akhirnya, Cinderela pun diboyong ke istana. Sang Pangeran merasa sangat bahagia melihat Cinderela lagi. Mereka kemudian menikah dan hidup bahagia. |
Interpretasi
|
Kesabaran dan ketabahan yang
selama ini dilakukan Cinderela terhadap perbuatan ibu tiri dan kedua saudara
tirinya memberi berkah kepadanya. Dengan bantuan Ibu peri, ia dapat datang ke
pesta dan bertemu dengan putra mahkota yang akhirnya mempersuntingnya.
Sekarang Cinderela dapat tersenyum berkat bantuan Ibu Peri yang baik.
|
Merevisi teks artinya memperbaiki kalimat atau
kata yang salah dalam cerita. Berikut contoh merevisi teks eksemplum sebagai
berikut :
Struktur
Teks
|
Kalimat
dalam Teks
|
Orientasi
|
Zaman dahulu
|
Insiden
|
Pada suatu hari Cinderela
duduk menangis meratapi nasibnya.
Ia memikirkan dua hal yang sedang dihadapainya, yaitu menghadiri pesta
kerajaan atau menunggu dan tetap tinggal di rumah seperti perintah ibu
tirinya. Cinderela semakin sedih ketika melihat kedua saudara tirinya
berangkat dengan memakai gaun yang
sangat indah. Mereka berharap dapat menjadi wanita beruntung
yang
“Mengapa engkau menangis, Cinderela?” sebuah suara lembut bertanya. Cinderela terkejut dan mendongakkan wajahnya yang semula tertunduk. Ia melihat sosok Ibu Peri berdiri di sampingnya. Dengan gugup ia berkata “Saya ingin ke pesta, tapi saya ditinggal sendiri di sini.” “Hmm”, guman Ibu Peri. “Meskipun kamu diberi pekerjaan yang berat oleh ibumu, kamu selalu melakukannya dengan gembira. Kamu juga tidak pernah mengeluh Dengan ajaib, Ibu Peri mengubah labu yang tumbuh di belakang rumah menjadi kereta. Ia juga mengubah beberapa tikus yang berlarian menjadi kuda penarik kereta beserta seorang sais kereta. Ibu Peri menepuk baju lusuh Cinderela dengan tangannya dan baju lusuh itu pun berubah menjadi gaun yang sangat. Ia juga memberi Cinderella sepatu kaca yang sangat Malam itu benar-benar menjadi malam yang Beberapa hari kemudian, pangeran kerajaan mengumumkan bahwa ia akan menikahi gadis yang kakinya cocok dengan ukuran sepatu kaca yang tertinggal. Kedua saudara tiri Cinderela mencoba sepatu tersebut, tapi tidak ada yang cocok. Meskipun ia berusaha dengan keras memaksakan kakinya masuk, tetap saja sepatu itu tidak muat. Ketika giliran Cinderela tiba, sepatu itu pas dengan kakinya. Akhirnya, Cinderela pun diboyong ke istana. Sang Pangeran merasa sangat bahagia melihat Cinderela lagi. Mereka kemudian menikah dan hidup bahagia. |
Interpretasi
|
Kesabaran dan ketabahan yang
selama ini dilakukan Cinderela terhadap perbuatan ibu tiri dan kedua saudara
tirinya memberi berkah kepadanya. Dengan bantuan Ibu peri, ia dapat datang ke
pesta dan bertemu dengan putra mahkota yang akhirnya mempersuntingnya.
Sekarang Cinderela dapat tersenyum berkat bantuan Ibu Peri yang baik.
|
- Meringkas Teks Eksemplum
Ringkasan adalah hasil
meringkas. Hal yang tertuang dalam ringkasan tentu harus sesuai dengan isi teks
yang diringkas. Hal ini dimaksudkan agar ringkasan tersebut dapat mewakili teks
aslinya. Dengan demikian, saat pembaca membaca ringkasan sama halnya membaca
teks yang telah diringkas.
Untuk membuat suatu
ringkasan teks, dapt melakukan langkah-langkah berikut:
1. Membaca teks yang akan
diringkas dengan teliti dan cermat
2. Menandai pokok-pokok
yang menjadi inti teks
3. Merangkai kembali
dengan kalimat sendiri teks tersebut secara ringkas berdasarkan pokok-pokok
inti yang telah dicatat.
4. Menyunting ringkasan,
baik dari segi isi maunpun bahasa.